laman

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 20 Desember 2011

I M U N I S A S I

1.      Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memberikan kekebalan kepada tubuh manusia terhadap penyakit tertentu yang berbahaya dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh.
                  ( Vaksin adalah Kuman penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan)
2.       Manfaat Imunisasi untuk Anak Sekolah antara lain :
a.    Tubuh akan menjadi kebal terhadap penyakit tertentu yang berbahaya sehingga apabila diserang kuman penyakit tersebut, tidak menjadi sakit atau kalau sakit tidak terlalu parah.
b.  Dapat memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, Misalnya : Difteri, Tetanus, Campak.
c.         Tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat karena sakit
d.  Badan menjadi sehat karena bebas dari penyakit yang berbahaya dan dapat tumbuh berkembang menjadi manusia  yang sehat.
3.       Kerugian Apabila Anak tidak Mendapatkan Imunisasi
a.         Tidak mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.
b.  Anak akan mudah terserang penyakit tersebut dengan akibat lebih berat/parah, bisa menimbulkan kecacatan dan kematian.
c.   Apabila anak tidak mendapatkan Imunisasi maka anak dapat menyebarkan penyakit ke Lingkungan sekitarnya.
4.      Hal yang harus dipersiapkan oleh anak sebelum mendapatkan Imunisasi :
a.            Makan makanan dengan gizi seimbang
b.            Kondisi kesehatan anak dalam keadaan baik
c.            Anak diberi pemahaman oleh orang tua tentang pentingnya imunisasi

5.      Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) merupakan bulan dimana secara Nasional yaitu Bulan November dilakukan imunisasi untuk anak SD / MI yaitu imunisasi DT dan Campak untuk SD kelas 1 dan Imunisasi Td untuk SD Klas 2 dan Klas 3.

6.      Jenis Imunisasi yang diberikan kepada Anak Usia Sekolah adalah
No.
Jenis Imunisasi
Mencegah Penyakit
Umur pemberian Imunisasi
Cara Pemberian Imunisasi
1.
DT
Difteri & Tetanus
Kelas 1
1 kali pemberian, Suntikan di lengan kiri
2.
Campak
Campak
Kelas 1
1 kali pemberian, Suntikan di lengan kiri
3.
Td
Tetanus difteri
Kelas 2 dan Kelas 3
1 kali pemberian, Suntikan di lengan kiri

 7.      Hal yang harus diperhatikan setelah dilakukan Penyuntikan Imunisasi :
a.             Kompres air hangat dengan menggunakan waslap atau handuk kecil pada daerah penyuntikan dan lakukan masase.
b.            Minum air putih lebih banyak daripada biasanya.
c.             Minum Obat yang diberikan sesuai anjuran.
d.            Bila terjadi keluhan diluar penjelasan petugas segera hubungi UPT Puskesmas terdekat.

Selasa, 29 November 2011

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN / SEKOLAH TERHADAP MASYARAKAT

Organisasi pendidikan (sekolah) merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai sistem terbuka, tentunya sekolah pasti mengadakan hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sekolah yang maju akan banyak mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar sekolah, contohnya dalam hal beasiswa, PHBI, praktek ketenaga-kerjaan, dll. Immegart (1972:44) mengungkapkan bahwa hanya sistem yang terbuka yang memiliki Negentropy, yaitu suatu usaha yang terus menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy (kepunahan).
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat dan sekolah mempunyai keterkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain. Lembaga yang berkualitas baik akan terus berusaha memfungsikan dan mengatur manajemen humasnya dengan melakukan hubungan dengan lembaga-lembaga lain di luar sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikannya.
Penjelasan-penjelasan di atas, terlihat bahwa lembaga pendidikan mempunyai peran cukup besar terhadap masyarakat dan juga sebaliknya masyarakat juga mempunyai peran cukup besar bagi penyelenggaraan pendidikan.
Mengenai peran sekolah terhadap masyarakat beberapa ahli berbeda bendapat sebagai berikut;
Stoop (1981) menjelaskan bahwa pada hakekatnya lembaga mempunyai 2 fungsi terhadap masyarakat yaitu fungsi layanan dan fungsi pemimpin. Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan masyarakat, baik itu pendidikan, pengajaran maupun kebutuhan daerah-daerah setempat. Dikatakan sebagai pemimpin karena ia memimpin masyarakat disertai dengan penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Fuad Ihsan (1997) mengutip pendapatnya Sanapiah Faisal (1980) dalam bukunya dasar-dasar kependidikan menyebutkan 4 peran sekolah terhadap perkembangan masyarakat adalah sebagai berikut:
a.     Mencerdaskan kehidupan bangsa
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan formal dan non formal. Kecerdasan memang sangat penting bagi perkembangan masyarakat. Masyarakat yang tingkat kecerdasannya tinggi akan mudah memecahkan problema hidup dalam masyarakat.
b.     Membawa dampak pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan akan banyak melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitasnya. Penelitian tersebut akan menghasilkan penemuan-penemuan baru. Pada akhirnya akan dipergunakan untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.
c. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
Untuk terjun kelapangan pekerjaan diperlukan bekal yang matang, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sekolah akan berusaha menyusun kurikulumnya secara fleksibel terhadap perkembangan zaman sehingga akan menghasilkan out put yang siap pakai.
d.   Melahirkan sikap positif dan konstruktif  bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Sikap positif dan konstruktif sungguh sangat didambakan oleh masyarakat dan sekolah telah berusaha membekali siswanya sejak sekolah dasar lewat pendidikan agama, pendidikan moral pancasila, maupun bidang studi yang lain.
Pada umumnya, posisi Humas harus mengetahui dan memahami pendapat publik terhadap organisasinya (Badan/Perusahaan), menilai dampak pendapat publik itu terhadap organisasi, menyesuaikan pendapat publik dengan kebijakan-kebijakan organisasi, memberikan input atau masukan kepada manajemen organisasi tentang tindakan yang perlu diambil untuk memanfaatkan organisasi, dan mewujudkan hubungan dua arah agar hubungan yang sehat di antara publik dan organisasi dapat diwujudkan secara terus menerus. Dengan itu, Humas mempunyai peran, tugas dan fungsi yang lebih untuk memajukan organisasi daripada publikasi.

Daftar Rujukan:
Made Pidarta. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Bina Aksara, 1988

Senin, 21 November 2011

HISTORIS KEMUNCULAN KULTUR ISLAM ARAB

            Dalam perdebatan tentang asal mula antara negara dan peradaban terdapat kesepakatan bahwa perubahan religius mendahului berdirinya institusi-institusi negara sentral. Berhubung pusat yang diinstitusikan ini sedang dilahirkan, maka ia menciptakan agama yang melapisi tingkat-tingkat pemujaaan dan fimilistik dan segmental yaitu masyarakat luas yang mencakup seluruh aktifitas. Agama ini menyembah tuhan Tuhan betul bukan hanya menyembah roh-roh yang didefinisikan secara kabur. Monumen-monumen dan candi-candi umum, dimana upacara-upacara di lakukan menyangkut masyarakat secara keseluruhan, dan dibangun oleh tenaga kerjakorve masyarakat luas.
            Sebagaimana di tekankan oleh Elman Service. Tetapi penegasan ini menunjukkan bagai agama-agama politeistik. Menurut logika evolusi kultural, jika agama monoteistik menjadi politik maka ia harus melahirkan institusi sentral yang yang lebih kuat. Memang demikianlah halnya dengan Islam. Kendatipun demikian, kita terlebih dahulu perlu membicarakan kerangka historis dan lingkungan sosiokultural dari mana Islam berasal. Orang Arab Pra Islam adalah politeis, hidup dalam unit suku-suku yang terpecah belah dan tidak memiliki pusat yang terinstitusionalisasikan. Dua bentuk struktur sosial hidup berdampingan. Di Makkah pusat perdagangan berkembang dimana kelompok etnis Qurais membentuk strata pedagang kaya. Sebaliknya orang-orang Badui primitif yang hidup di padang pasir mempertahankan diri secara material dengan cara merampok kafilah-kafilah dengan orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy Makkah menyembah dua dewi utama, Allat dan al-Uzza.
            Pada abad ke 6 dunia beradap di dominasi oleh dua imperium dunia, Bizantium Romawi dan Sasania Persia. Orang-orang Arab periode ini yang pada umum nya adalah orang-orang badui, disebut saracen karena mereka hidup di tenda-tenda. Orang-orang badui tidak memiliki norma-norma hukum maupun kekuasaan negara pusat. Kehidupan manusia di lindungi sebagaimana adanya , melalui institusi pendeta. Kehidupan keras yang dialami oleh masyarakat ini menghalangi munculnya kesenian asli, puisi misalnya dianggap sebagai propaganda. Seorang badui tidak akrab dengan pemikiran abstrak ia adalah seorang realis dan kehidupan keras padang pasir telah memeberinya sedikit persiapan untuk merefleksi tentang yang tak terhingga. Untuk bisa mengontrol lebih besar wilayah Arab, maka kedua inperium dunia ini menanam pengiut-pengikut mereka sendiri. Bizantium memiliki dinasti Ghasannya dan Sasania persia memiliki dinasti lakhmid. Kedua dinasti Arab ini saling bermusuhan. Orang-orang Yahudi dan Kristen memiliki Tuhan mereka sendiri, yang juga di kenal oleh orang Arab dengan nama “Allah”tetapi mereka memuliakan bersama dengan tuhan-tuhan lain, seperti dua dewi yang di sebut di atas. Tetapi orang Arab tidak memiliki kekaisaran maupun kitab suci tersendiri. Krajaan Ghassan dan kerajaan Lakhmid tidak lebih dari sekedar negara-negara taklukan Bizantium dan Persia.
            Wahyu yang di terima oleh Mhammadyang mulai pada tahun, 610 M, dan berakhir hingga wafatnya mulai dikumpulkan dan disistematisir dibawah kalaifah pertama dan sampai pada sekarang ini. Menurut Robinson, Muhammad merpakan pendiri ideologi baru yang dulu berfungsi sebagai sesuatu yang memobilisirkekuatan, karena ideologi ini berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhanpada zaman itu, kepada Arab secara unik. Ideologi Islam berkembang dan menyebar bukan hanya karena ia mempu memuaskan tuntuan-tuntutan zamannya tetapi juga pendirinya merupakan pemikir agama, politikus yang bijak, dan ahli strategi militer yang ulung. Ia menyatukan Yesus dengan dan Charlemagne di tangan seorang manusia. Gema risalah Muhammad bisa dikaitkan dengan fakta bahwa ideologi Islam pada waktu itu merupakan agama Arab untuk orang-orang Arab.Reaksi kaum elit yang berkuasaterhadap ideologi baru ini, juga memberikan andil bagi perluasannya yang cepat. Sistem-sistem sosial yang stabil dan pusat kekuasaan yang memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan yang baru, tetapi masyarakat Mekkah tidak memiliki stabilitas dan pusat. Msyarakat Makkah ini juga tidak memilikistruktur gerejawi yang terlembagakan yang mestinya mampu menyerap secara spiritual ideologi revolusi Muhammad. Pada mulanya Muhammad memiliki sedikit murid dan orang-orang ingin sekali kompromi dengan Quraisy yang berkuasa. Tetapi orang-orang Quraisy konservatif marah…..mereka berusaha untuk menggunakan tekanan umum terhadap keseluruhan puak Hasyim, agar mereka mau menyingkirkan perlindungan mereka dari si kambing guduk. Melalui sarana –sarana semacam ini orang-orang Quraisy tidak hanya membantu menciptakan solidaritas yang sungguh-sungguh di kalangan kaum muslimin yang masih baru dan belum berpengalaman tetapi mereka juga melahirkan melalui tekanan mereka itu bahkan tingkat kohesi yang lebih besar dalam aliran yang kecil tetapi berkembang dengan mantap itu.
            Ketika penganiayaan atas pengikut aliran Muhammad oleh kaum Quraisy di Makkah semakin gencar secara tanpa toleransi, maka anggota-anggotanya melakukan hijrah ke tempat yang berlainan, dan setelah melakukan persiapan yang hati-hati pada tahun 622, ke kota tetangga Madinah, dimana mereka diterima oleh pemeluk-pemeluk lain dari aliran mereka. Madinah menjadi kota teokratis yang diperintah oleh Muhammad. Di bawah ancama militer antara Makkah dan Madinah, Rasulallah membuktikan seorang politikus yang berpandangan jelas sekaligus ahli strategi militer yang handal. Dilihat dari psikoanalisa masa kanak-kanak Muhammad yang yatim melahirkan atraksinya yang kuat pada kepada kaum wanita, yang mendorong pada instumentalisasi keinginan kuatnya akan ideologi baru dalam perkawinan-perkawinannya dengan putri-putri orang badui yang berpengaruh, yang karena memaksa kesetiaan kelompok-kelompok etnik mereka kepada pihaknya. Kendatipun demikian pernikahan-pernikahan politik Muhammad tidak dengan sendirinya mampu menghilangkan bagian semenanjung Arabiayang tersekmentasikan karena suku-suku yang bersaing. Penegakan sumber otoritas, yang diakui dan ditunduki oleh semua suku, benar-benar penting. Islam monoteistik menengahi lapisan atas agama yang menstranformasi masyarakat badui ke dalam suku(qaum) dalam mikrolevel dari masyarakat badui Arab yang tersegmentasi kedalam masyarakat Islam (Ummah) yang mencakup seluruh Arab. Sejarawan agama Islam yang terkenal, W. Montgomery Watt, menyebut penyatuan Arab sebagai  prestasi historis Muhammad yang paling penting. Dalam pengertian ini, karya Muhammad juga menciptakan fondasi kultural karena ini, menurut teori kulturalnya Freud, merupakan salah sAtu prestasi utama kultur untuk mengumpulkan orang-orang ke dalam unit-unit yang lebih besar.

Bassam Tibi, Krisis Peradaban Islam Modern, Sebuah Kultur Praindustri dalam Era Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Yogyakarta, Tiara Wacana Yogya. 1994.

Rabu, 16 November 2011

ANALISIS MANAJEMEN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEPUASAN KERJA

Program Pembangunan Indonesia Sehat 2011 bertujuan untuk merubah paradigma sehat dalam rangka mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Program ini memberikan persepsi baru bagi masyarakat bahwa kesehatan bukan merupakan barang konsumtip akan tetapi merupakan investasi semakin diperhatikan akan didapatkan keuntungan yang semakin besar.
Persaingan dibidang pelayanan kesehatan khususnya bidang kedokteran pada era globalisasi diasumsikan akan semakin ketat antara biaya dan kualitas pelayanan yang diberikan. Pelayanan Kasehatan di Rumah Sakit merupakan suatu proses yang komplek, melibatkan berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang mutakhir. Sebagai profil yang berkualitas diperlukan sarana dan prasarana dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Untuk itu perlu didukung dengan peraturan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan serta kebijakan politik yang kuat. Konsep manajemen berkualitas (quality control) sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kepuasan customer/pelanggan bertujuan untuk meningkatkan performance dan profitabilitas rumah sakit.
Upaya ini dapat dicapai apabila didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang berkualitas, penempatan karyawan yang tepat bukan atas like and dis like untuk menumbuhkan semangat kerja yang tinggi agar menghasilkan out put yang besar. Implementasi strategi yang harus ditempuh seorang pemimpin mengembangkan pola pikir pemberdayaan sumber daya manusia yang ada (karyawan), mengembangkan budaya organisasi termasuk budaya kerja, budaya tertib dan disiplin. Pemberdayaan sumber daya manusia bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja yang disiplin, profesional, berkualitas tinggi, produktif untuk mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien. Pengalaman dilapangan menunjukkan, penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki, dampak yang akan terjadi antara lain kesulitan dalam pelaksanaan tugas, bekerja tidak maksimal, cemburu sosial bahkan mampu menurunkan semangat kerja.
Rumah Sakit sebagai ujung tombak dalam mewujudkan keberhasilan sistem kesehatan nasional, dituntut untuk mandiri dalam meningkatkan kualitas secara global, khususnya kualitas jasa pelayanan masyarakat. Maka, untuk mewujudkan hasil yang berkualitas,  keberadaan sistem yang terdapat di dalamnya harus dikelola secara profesional dengan jiwa wira usaha. Penerapan manajemen sumber daya manusia yang baik di rumah sakit untuk menciptakan efisiensi, inovasi serta merespon kebutuhan pasien dan mewujudkan keunggulan kualitas pelayanan, aspek bisnis perlu menjadi perhatian yang serius untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan organisasi.
Manajemen sumber daya manusia di Badan Rumah Sakit Umum dr. Sayidiman Magetan harus baik agar dihasilkan out put yang baik pula sehingga mampu memahami keinginan dan kebutuhan pasien dengan upaya memberikan pelayanan prima, dengan harapan pasien merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Informasi, inovasi, responsibity dan renovasi sangat diperlukan sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan perencanaan kegiatan pada masa mendatang.
Peningkatan kualitas manajemen perlu dilakukan untuk menciptakan suasana Rumah Sakit yang kondusif, kenyamanan lingkungan kerja, kepuasan kerja karyawan yang berdampak terhadap perkembangan / kemajuan Rumah Sakit. Menurut pendapat Tohardi (2002) menyatakan, apabila semangat dan gairah kerja disebabkan oleh adanya perasaan tidak puas dalam bekerja dan jika ini terjadi maka akan menurunkan produktivitas. Demikian sebaliknya seorang pekerja atau karyawan merasa puas dalam bekerja maka semangat dan gairah bekerja akan meningkat yang mampu meningkatkan produktivitas kerja.
            Badan Rumah Sakit Umum dr. Sayidiman Magetan memiliki karyawan sejumlah 359 orang yang terbagi dalam berbagai disiplin ilmu mulai dari pendidikan SD, SLTP, SLTA, DI, D3, SI sampai dengan S2, variasi masa kerja, jenis pendidikan tambahan yang telah diperoleh selama bekerja dan pembinaan yang telah dilakukan. Hasil survei pendahuluan mununjukkan, berbagai permasalahan telah terjadi yang memerlukan pemikiran yang komplek, hal ini perlu segera dipecahkan khususnya permasalahan pengaturan sumber daya manusia. Dari hasil pengamatan di Badan Rumah Sakit Umum dr. Sayidiman Magetan, beberapa karyawan menempati bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang displin ilmu yang dimiliki, disamping itu juga didapatkan keluhan bahwa adanya kesulitan dalam melaksanakan tugas akibatnya semangat kerja menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait antara lain penataan karyawan yang kurang sesuai, tingkat kesadaran yang rendah, kurang mampu mengembangkan pengetahuan yang dapat mengikuti perkembangan jaman, kurang disiplin dan permasalahan yang bersifat pribadi. Untuk membuktikan kebenaran hal tersebut dan seberapa banyak karyawan yang menempati bidang pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang disiplin ilmu yang dimiliki, mengalami kesulitan dalam tugas serta kurang semangat dalam menjalankan tugasnya maka penelitian ini dilakukan.
Mendasarkan akan arti pentingnya manajemen kualitas sumber daya manusia dan semangat kerja bagi karyawan di Rumah Sakit penelitian dilakukan dengan judul : “Analisis Manajemen Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Badan Rumah Sakit Umum Dr. Sayidiman Magetan’’

Minggu, 06 November 2011

ALIRAN POSITIVISME, INTERPRETIVISME, TEORI KRITIS, POST MODERNISME, DAN PROPHETISME DALAM RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN


1.      Positivisme
Aliran filsafat yang ditokohi oleh August Comte (1798-1857) ini merupakan aliran sebagai pusat ilmu pengetahuan jika dilihat dari sisi pendidikan atau manajemen pendidikan. Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang positif sesuatu diluar fakta atau kegiatan di kesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan. Positivisme dalam ruang lingkup manajemen secara pandangan luar terletak pada unsure-unsur manajemen yaitu control atau pengawasan. Unsure-unsur manajemen ini merupakan hal yang harus dipersiapkan. Pengawasan, Stoner dari Mockler mendefinisikan pengawasan atau pengendalian sebagai upaya untuk menetapkan standart prestasi kerja dengan tujuan perencanaan untuk mendesain sistem umpan balik informasi untuk membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standart yang telah ditetapkan. Dengan adanya pengawasan, maka yang akan terjadi adalah keefektifan dan efisien kerja dalam memanajemen. Disisi yang lain Positivisme mempunyai cara pandang yang baru Bahwa segala sesuatu harus berdasar fakta-fakta yang dapat diteropong oleh panca indra. Tiap sesuatunya harus nyata. Namun demikian, manajemen pendidikan tidak bebas nilai sebagaimana ajaran positivistik. Karena itulah manajemen pendidikan menempati posisi yang cukup strategis dalam merespons perkembangan ilmu-ilmu sosial. Begitu pula dalam pendidikan, pengawasan terhadap pendidikan sangat dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk tetap menstabilkan hasil kerja/belajar. Karena dengan pengawasan out put atau hasil pendidikan akan sesuai dengan tujuan.

2.      Interpretivisme
Paradigma Interpretivisme menekankan cara pandang, pemahaman dan makna. Dalam manajemen pendidikan, interpretivisme berada pada bagaimana pendidikan diolah dan dimanej sedemikian rupa agar mencapai tujuannya. Contoh: fenomena UAN Nasional yang meresahkan hamper semua civitas akademik mulai dari siswa, orang tua, sampai pada perangkat sekolah, yang menuntut para guru untuk selalu bekerja keras agar murid-muridnya lulus dengan nilai yang memuaskan. Dengan cara memanej pendidikan maka “penekanan” terhadap siswa untuk lulus akan semakin besar dengan tidak menggunakan rekayasa-rekayasa dalam pendidikan.   

3.      Teori Kritis
Dalam manajemen pendidikan tentunya ada rencana-rencana yagn ada dalam benak seorang menejer. Hal ini tidak cukup jika sebuah lembaga pendidikan hanya mengandalkan seorang manajer (kepala sekolah) untuk mengelola sebuah lembaga pendidikan. Tentunya selain dari ide dari benak kepala sekolah, ada gagasan atau ide-ide yang muncul dari bawahan untuk turut serta memajukan lembaga pendidikan. Kumpulan-kumpulan dari berbagai ide ini sangat bermanfaat sebagai awal perenanaan dimana nantinya akan digunakan untuk bahan baku alat, modal, dan tenaga untuk dijadikan bahan pertimbangan bersama.

4.      Post Modernisme
Perkembangan kemajuan jaman semakin membuat persaingan semakin banyak, bahkan dalam dunia pendidikan sekalipun. Jika tidak ada manajemen yang baru dan bersaing dengan yang lain dapat dipastikan sebuah lembaga pendidikan tidak akan maju dan akan berjalan ditempat. Maka dari itulah dibutuhkan semacam konsep dasar yang baru dari konsep-konsep yang telah lama digunakan atau banyak digunakan oleh lembaga pendidikan yang lain. Maka dari itu harus ada perubahan dari sebuah manajemen pendidikan, karena bagaimanapun besarnya sebuah lembaga pendidikan jika tidak diimbangi dengan manajemen yang bagus maka lamabat laun lembaga pendidikan akan merosot dengan tajam.

5.      Prophetifisme
Konsep pendidikan integrative antara ilmu umum dan ilmu agama yang baik adalah saling melengkapi antara satu dengan yang lain. Fenomena yang terjadi pada pendidikan sekarang ini adalah kefanatikan terhadap bidangnya masing-masing. Ketika SD, SMP, dan SMA lebih mengunggulkan fisika, biologi, matematikanya misalnya, yang MI, MTs, dan MA lebih fanatik kepada Qur’an Hadits, fiqh, Sejarah. Hal ini tidak akan berkembang dengan pesat apabila dalam proses pendidikan terdapat hal-hal yang semacam itu. Seperti yang dikatakan Prof. Dr. Imam Suprayogo dalam pohon ilmunya, beliau berpendapat bahwa sesungguhnya semua ilmu itu berpatokan hanya terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jika hal ini diterapkan terhadap proses pendidikan, maka akan semakin memperkaya istilah pendidikan dan akan mereligiuskan semua bentuk keilmuan yang ada didunia ini. Seperti Ekonomi Islami, Psikologi Islami, Fisika Islami, kimia Islami, dll. Dengan adanya mazhab prophetivisme ini diharapkan akan dapat menintegralikan ilmu kepada yang lebih agamis. Pada akhirnya semua ilmu akan bersumber kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

10 KEUTAMAAN SEPULUH HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

Dzulhijjah merupakan salah satu bulan istimewa dalam Islam. Terutama, pada sepuluh hari pertama dari bulan Dzulhijjah itu. Setidaknya, ada 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah sebagai berikut :

1. Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Merupakan Waktu Yang Mulia dan Barakah
Keutamaan pertama dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa waktu itu adalah waktu yang mulia dan barakah.

Bukti kemuliaan ini adalah sumpah Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an al-Karim.
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, dan malam yang sepuluh (QS. Al-Fajr: 1-2)

“Wa layaalin ‘asr (dan malam yang sepuluh)," kata Imam al-Thabari dalam tafsirnya,"adalah adalah malam-malam sepuluh Dzulhijjah berdasarkan kesepakatan hujjah dari ahli tafsir.”

Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang sama dalam tafsir Qur'anil adhim. “Dan malam-malam yang sepuluh," tulisnya, "adalah sepuluh (hari pertama) Dzulhijjah sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan lebih dari satu ulama salaf dan khalaf.”

2. Amal pada Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah Paling Dicintai Allah
Keutamaan kedua dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa amal di waktu itu paling dicintai Allah Ta'ala.
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada satu amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

3. Bulan Haji
Keutamaan ketiga dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, bahwa di waktu itulah disyariatkan Ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima.

4. Di Dalamnya Ada Hari Arafah
Keutamaan keempat dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada waktu itu ada hari Arafah, yaitu jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari itu jama'ah haji diwajibkan melakukan wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Sedangkan bagi umat Islam yang tidak sedang menjalankan ibadah haji disunnah melakukan puasa arafah yang keutamaannya dapat menghapus dosa selama dua tahun.
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya.” (HR. Muslim)

5. Pahala Amal dilipatgandakan
Keutamaan kelima dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, amal-amal pada hari itu dilipatgandakan pahalanya, baik amal di siang hari maupun amal di malam hari.
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيهَا مِنْ عَشْرِ ذِى الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan shalat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi)

Tentu saja, ada pengecualian untuk puasa pada tanggal 10 Dzulhijjah karena pada hari itu diharamkan berpuasa.

6. Keistimewaan Membaca Tahlil, Takbir, dan Tahmid
Keutamaan keenam dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, istimewanya waktu itu untuk membaca tahlil, takbir dan tahmid sehingga Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memperbanyaknya.
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ وَلاَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنَ الْعَمَلِ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ
Tidak ada hari-hari yang dianggap lebih agung oleh Allah SWT dan lebih disukai untuk digunakan sebagai tempat beramal sebagaimana hari pertama hingga kesepuluh Dzulhijjah ini. Karenanya, perbanyaklah pada hari-hari itu bacaan tahlil, takbir, dan tahmid. (HR. Ahmad)

7. Hari Raya Idul Adha
Keutamaan ketujuh dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, pada akhir waktu itu yaitu tanggal 10 Dzulhijjah adalah Hari raya Idul Adha yang merupakan hari yang sangat istimewa bagi umat Islam.

8. Disyariatkan Ibadah Udhiyah (berqurban)
Keutamaan kedelapan dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah, disyariatkannya ibadah udhiyah. Yaitu menyembelih kurban baik unta, sapi atau kambing yang dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah. Kemudian juga dapat berqurban dapat dilakukan pada tiga hari berikutnya yang disebut dengan hari tasyriq yaitu 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah.

9. Disyariatkannya Takbir Muthlaq
Keutamaan kesembilan dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah disyariatkannya takbir muthlaq (setiap saat) dan muqayyad (setelah shalat fardhu). Kesempatan bertakbir ini jauh lebih panjang daripada Idul Fitri.

Ibnu Taimiyah dalam majmu' Fatawa menjelaskan, "Hendaklah takbir dilakukan mulai dari waktu fajar hari Arafah sampai akhir hari Tasyriq ( tanggal 11,12,13 Dzulhijjah), dilakukan setiap selesai mengerjakan shalat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk shalat Id. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat".

10. Berkumpulnya Induk-Induk Ibadah
Keutamaan kesepuluh dari 10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada waktu itu. Sebab inilah yang menjadikan 10 hari pertama bulan Dzhulhijjah begitu istimewa.

pengarang kitab Bulugul Maram Imam Ibnu Hajar al-Asqallani berkata, “Tampaknya sebab yang menjadikan istimewanya sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah adalah karena padanya terkumpul ibadah-ibadah induk (besar), yaitu: shalat, puasa, sedekah dan haji, yang (semua) ini tidak terdapat pada
10 Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah hari-hari yang lain.”

Sabtu, 05 November 2011

GURU MADRASAH GAPTEK?

Salah satu kegiatan terpenting dalam proses pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik (2001:48), proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan atau sikap. Oleh karena itu, interaktif dan perubahan (pengetahuan, pemahaman dan sikap) menjadi landasan penting dalam membangun pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Sedangkan dalam kawasan kajian manajemen pendidikan Islam, isu strategis dalam pembelajaran di Indonesia, salah satunya adalah masih kurang variatifnya pembelajaran pendidikan agama Islam di kalangan guru madrasah. Hal ini menjadi persoalan stragegis yang membutuhkan kerja keras dan solusi cerdas dari segenap stakehorders pendidikan agama Islam.
Sementara itu dalam al-qur’an disebutkan: serulah (manusia) kepada jalan TuhanMu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yan lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa dalam memberikan materi pendidikan keagamaan juga dengan menggunakan metode pembelajaran yakni dari hikmah dan pelajaran yang baikdan perdebatan yang santun. Maka dari itu, fungsi pembelajaran merupakan sesuatu yang tidak tergantikan dalam dunia pendidikan. Setali dengan guru, pembelajaran merupakan aspek-aspek fundamental yang sangat mempengaruhi out put pendidikan. Apabila guru dan pembelajaran dikelola dengan baik akan membawa pengaruh kepada peningkatan mutu pendidikan. Demikian pula sebaliknya, bila guru dan pembelajaran dikelola dengan tidak semestinya, akan berdampak pada penurunan mutu pendidikan secara lebih global.
Konsekuensi dari itu, di era sekarang, pengembangan media pembelajaran menjadi sesuatu yang tidak terelakkan. Sekolah maupun madrasah berupaya secara insentif memperbarui dan melengkapi media pembelajaran. Bahkan demi mengejar hal itu, banyak diantara sekolah/madrasah melalui Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah (RAKS) nya rela mengucurkan dana yang terhitung besar. Hal ini mungkin bagian dari tuntutan masyarakat kepada satuan pendidikan yang menghendaki hadirnya pembelajaran berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di tempat mereka. Kebijakan ini, pada akhirnya juga memberikan pengaruh pada orang tua/ wali murid. Orang tua/wali murid dilibatkan dan dimintai sumbangan untuk menanggung juga pembiyayaan pengadaan media pembelajaran berbasis TIK dengan jumlah yang lumayan besar.
Naasnya, keseriusan sekolah/madrasah dalam memperbarui media pembelajaran terganjal dengan ketidakcakapan sebagian guru menggunakan media pembelajaran berbasis TIK sebagai salah satu cara dalam menyampaikan materi. Hal ini dikarenakan di dalam persepsi para guru tersebut, terutama yang senior, sepuh, dan gaptek (gagap teknologi). Ada asumsi bahwa mereka enggan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK dikarenakan takut rusak. Kalau sudah rusak, mereka dikenakan biaya ganti/service.
Untuk itu, guru sekolah/madrasah hendaknya dengan mengetahui penggunaan dan manfaat dari media pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru tidak nervous apalagi merasa gaptek dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Persoalannya bagaimana dengan guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah “miskin”? Hendaknya pihak pemerintah maupun organisasi profesi guru aktif melakukan transfer teknologi media pembelajaran kepada guru-guru tersebut. Dengan demikian disparitas kompetensi penggunaan media pendidikan di kalangan para guru akan terpangkas. Inilah mungkin yang menjelaskan tentang problem belum adanya sebagian besar guru yang mampu mengembangkan media pembelajaran pendidikan agama Islam di kalangan madrasah secara mandiri juga menjadi salah satu faktor mengapa pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi macet.


PILAR AMAR MA’RUF NAHYI MUNKAR

Pengetahuan tentang hakekat, hukum, dan cara melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar, kita juga harus mengetahui apa saja yang menjadi dasar kita untuk melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar. Karena jika seseorang akan melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar tetapi tidak dibekali dengan pilar yang telah menjadi dasar, maka kemungkinan besar akan gagal.
Pilar-pila dasar itu yaitu Pertama kesantunan, kelembutan, dan mengawali cara yang lemah lembut berarti bukan dengan cara yang kasar. Diusahakan jangan menyinggung perasaan orang dan jangan meremehkan orang lain. Mengapa cara melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar harus dilakukan dengan cara yang lemah lembut? Karena dengan cara yang seperti inilah yang akan menyentuh hati dan akan mudah dipengaruhi untuk diajak kepada kebaikan, sehingga orang yang kita ajak akan paham benar apa yang diwajibkan oleh agama dan apa yang dilarang agama.
Kedua orang yang melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar hendaknya  telah memulainya dengan dirinya sendiri dan dia sudah terbiasa mengerjakan kebaikan-kebaikan serta meninggalkan hal-hal yang dilarang. Hasan Al Basri mengatakan: “Jika engkau menyuruh kepada perbuatan yang Ma’ruf, maka engkau engkau harus menjadi yang paling mendahului melakukannya. Jika tidak demikian engkau akan celaka.”
Perkatanaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang akan melakukan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar, hendaknya dirinya sendiri telah melakukannya dengan baik. Karena hal ini adalah salah satu fondasi yang paling inti dari kewajiban Amar Ma’ruf Nahyi Munkar. Akan tetapi, tidak semuanya yang dilakukan harus diberitaukan kepada orang, seperti yang di beritakan dari Anas r.a: “wahai Rasulullah, apakah kami mengajak kepada perbuatan baik hingga kami sendiri melakukan semuanya dan apakah kami tidak melarang dari perbuatan munkar hingga kami sendiri mampu menghindari seluruhnya?” beliau menjawab, tentu saja tidak. Akan tetapi perintahkan perbuatan baik, walaupun kalian tidak melakukannya semuanya; dan cegahlah perbuatan munkar, walaupun kalian tidak menghindari semuanya.

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang beramar ma’ruf nahyi mungkar sekaligus sebagai orang yang melakukan kebaikan dan meninggalkan kejelekan. AMIN

Jumat, 04 November 2011

HAKEKAT AMAR MA’RUF NAHYI MUNKAR

            Terdapat beberapa pengertian Amar Ma’ruf Nahyi Munkar, dalam hal ini pengertian secara umum adalah Ma’ruf: adalah segala perbuatan yang mengajak kita untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan Munkar adalah segala perbuatan yang menjauhkan diri kita kepada Allah.
            Di sini perbuatan ma’ruf sudah jelas, artinya perbuatan yang terpuji, perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu berbuat baik dan menjalankan segala apa yang diperintahNya. Jika perbuatan yang Munkar adalah perbuatan yang melanggar aturan-aturan Allah dan tidak pernah menjalankan perintah-perintah Allah SWT.
            Di samping itu juga perbuatan Munkar juga dihasilkan dari orang-orang yang melihat kemunkaran, tetapi orang itu tidak menghiraukannya atau membiarkannya. Hal ini juga termasuk dalam kategori Munkar. Seperti dalam hadits nabi yang artinya: ”pernah ditimpakan suatu adzab kepada suatu penduduk negeri yang berjumlah delapan belas ribu orang, padahal perbuatan mereka adalah perbuatan para nabi. “para Sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, mengapa hal itu bisa terjadi? “beliau menjawab, “mereka tidak marah karena Allah, tidak menyeru kepada perbuatan yang Ma’ruf, dan tidak mencegah kepada yang Munkar.”
            Jadi dalam hal ini konsep Amar Ma’ruf Nahyi Munkar disini adalah perbuatan yang baik dan perbuatan yang jelek, khusus untuk perbuatan Munkar perbuatan yang di dalamnya juga mencegah kepada kebatilan. Dalam Al Qur’an banyak di jelaskan tentang Amar Ma’ruf Nahyi Munkar seperti dalam Q.S. Al Imran 104.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung.
          Pengertian secara umum dari ayat ini adalah orang yang diajak bicara dalam ayat ini adalah orang yang mukmin. Mereka seluruhnya dikenai taklif agar memilih suatu golongan yang melaksanakan kepada kebenaran. Realisasinya adalah orang hendaknya msing-masing anggota kelompok mempunyai dorongan dan mau bekerja untuk mewujudkan hal ini, dan mengawasi perkembangan dengan kemampuan yang optimal. Sehingga bila mereka melihat sesuatu yang keliru atau menyimpang (Amar Ma’ruf Nahyi Munkar), segera mereka mengembalikannya ke jalan yang benar.
            Dalam penjelasan lain dijelaskan bahwa dalam ayat ini menunjukan ada tiga hal yang perlu dimiliki oleh umat manusia khususnya untuk muslim. pertama dakwah kepada arah yang menuju kebaikan, kedua menganjurkan berbuat Amar Ma’ruf, ketiga mencegah kemungkaran. Ketiga hal tersebut pada intinya semuanya adalah sama yaitu melakukan perbuatan yang baik, namun demikian ketiga komponen ini berbeda sifatnya.
            Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang dapat melaksanakan perintah ini adalah orang-orang Islam, yaitu orang yang tau tentang rahasia, hukum, hikmah, dan fiqh. Bahkan dalam Hadits di katakan bahwa orang yang seperti ini adalah sebaik-baiknya orang. Dalam Hadits Rasulullah SAW
Adalah orang-orang yang suka memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang kemunkaran, serta paling baik kepada Allah dan suka menyambung silaturrahim”
            Di dalam surat yang lain di terangkan bahwa orang yang menjalankan akibat-akibat jika tidak menjalankan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar akan mendapatkan pahala yang sebesar-besarnya dan mendapatkan celaan yang besar dari Allah jika tidak menjalankannya. Seperti yang telah di terngkan dalam surat Al Maidah 79
(#qçR$Ÿ2 Ÿw šcöqyd$uZoKtƒ `tã 9x6YB çnqè=yèsù 4 š[ø¤Î6s9 $tB (#qçR$Ÿ2 šcqè=yèøÿtƒ ÇÐÒÈ
Artinya: “Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu”
Dari ayat ini di jelaskan bahwa seseorang yang tidak mau melarang yang lain dari kemunkaran yang di lakukannya, betapa buruk dan besar pahalanya. Padahal, melarang dari kemunkaran adalah benteng agama, pagar segala keutamaan dan kesopanan.
Bahkan dalam ajaran agama Islam tidak hanya sebagai keutamaan saja. Akan tetapi dalam ajaran Islam menjelaskan bahwa Amar Ma’ruf Nahyi Munkar adalah kewajiban bagi setiap orang Muslim yang di anggap cukup melakukan kewajiban ini. Bahkan konsep Amar Ma’ruf Nahyi Munkar merupakan salah satu jihad yang paling utama, seperti dalam Hadits yang di riwayatkan oleh Ali.
Jihad yang paling utama adalah memerintahkan kepada kebaikan dan melarang kepada yang kemunkaran. Dan barang siapa yang marah karena Allah, maka Allah murka karenanya
            Di riwayatkan juga dalam hadits nabi yang lain:
Barang siapa yang melihat kemunkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (kekusaannya), jika tidak mampu maka dengan lidahnya, jika tidak mampu maka hendaklah dengan hatinya. Mengubah dengan hati itulah selemah-lemahnya Iman
            Hadits di atas menerangkan bahwa keutamaan beramar ma’ruf nahyi munkar sangat jelas. Setelah ada penegasan bahwa Amar Ma’ruf Nahyi Munkar adalah jihad yang paling utama ditambah lagi bahwa berita untuk selalu memberantas dengan segala cara kepada kemunkaran.



Daftar Pustaka

1.      Al Qur’an dan Terjemah, Q.S. Al Imran
2.      Imam Al-Ghazali, 40 Prisip Agama. 1998.
3.      Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi 4. 1993.
4.      Rahmat Imadun, Islam Pribumu. 2003.
5.      Ahmad Mustafa, Terjemah Tafsir Al-Maraghi 6 . 1993.
6.      Hiyadl, Abul, Terjemah Hadits Arba’in Annawawiyah. 1992.